Semarang – Kegiatan acara musyawarah nasional Perkumpulan Pabrik Rokok dan Petani Tembakau ( P 2 RPT ) berjalan lancar dan sukses yang diselengarakan Pada hari, Jumat, (28/10/22) di aula Masjid Agung Semarang.
Peserta selain para petani tembakau, juga penguasa pabrik rokok kecil yang tergolong UKM Saya tidak bisa menolak permintaan mereka untuk menjadi “ pembinanya “ dan juga membuka munas kedua tersebut.
“Menurut pendapat saya, mereka perlu dibina sebab rokok selain mempunyai nilai positip karena menunjang pajak yang besar untuk pemerintah dan juga menjadi sumber penghidupan masyarakat khususnya petani tembakau dan para pedagang kecil dan pengusaha pabrik rokok kecil,” ungkap As’ad Said Ali, dalam keterangan kepada media. Jumat, 28/10/22.
Lebih lanjut ditegaskan As’ad, Tembakau juga merupakan komoditi penting sebagai bahan “rokok ataupun cerutu“. Tembakau Deli dan Jember terkenal sebagai tembakau berkualitas tinggi di bursa tembakau di Bremen.
Nilai jualnya lebih tinggi dibanding beras misalnya..Dan bagi saya yang penting bisa membantu “ para petani dan pengusaha “ kecil yang selama ini termarjinalkan.
Saya sedih iklan rokok selama ini yang berlebihan misalnya menggunakan gambar tengkorak sebagai kampanye anti merokok.
“Mestinya cukup dengan peringatan bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan dan larangan merokok diruang kantor terutama di ruang ber AC. Saya sendiri menghisap cerutu sesuai kebutuhan untuk menghilangkan stress seperti jutaan orang lain,” imbuhnya.
Upaya untuk ikut membina petani tembakau sudah saya lakukan ketika membantu alm Kayi Amin Hamid ( Kajoran – Magelang ). Pada waktu masih akrif di PBNU.
Terasa berbahagia ketika bisa mengatasi kesulitan mereka misalnya menandatangani surat permohonan kepada pabrik rokok besar agar membeli produk tembakau mereka yang melimpah.
Lagi pula saya kelahiran Kudus, asal muasal ‘ROKOK KERETEK’ yang diciptakan oleh Alm Nitisemita. Rokrok keretek khas Indonesia sehingga bagian dari budaya bangsa seperti halnya Gudek, Tahu dan Batik.
“Teman teman petani tembakau mendorong saya berjuang agar Indonesia mengurangi impor tembakau dari negara lain khususnya dari RRC,” tutup Mantan Waka BIN.
(Red-03)