Cilacsp – Inovasi dalam pembelajaran sangat penting dilakukan oleh guru, tak terkecuali dalam menyampaikan materi pembelajaran Aqidah Akhlak. Terlebih di era teknologi yang sudah semakin canggih dewasa ini, pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang serba canggih.
Saat ini, dalam belajar peserta didik bukan hanya melalui buku-buku cetak yang telah disediakan oleh sekolah. Akan tetapi bisa juga mengakses materi pembelajaran melalui peramban google atau yang lainnya. Bahkan materi-materi terkait juga saat ini sudah tersedia dalam bentuk video yang dapat diakses misalnya melalui kanal YouTube atau yang sejenisnya.
Hal di atas menggambarkan betapa kayanya sumber belajar yang dapat diakses saat ini. Tentunya dengan kemudahan-kemudahan yang demikian, diharapkan peserta didik akan memperolah pengetahuan yang melimpah ruah terkait pelajaran Aqidah Akhlak.
Jadi, di era kemajuan ini tidak ada istilah peserta didik kekurangan sumber belajar. Hanya saja akses materi pembelajaran melalui media HP android dan sejenisnya tentunya dapat menimbulkan dampak negatif yang bermacam-macam. Dari kesehatan mata hingga akhirnya bisa juga anak kecanduan bermain HP.
Akan tetapi, penggunaan teknologi digital saat ini tidak otomatis mengurangi kebosanan siswa dalam belajar. Tak kalah pentingnya, selain memanfaatkan kemajuan teknologi, pendidik juga harus mampu menerapkan desain dan penggunaan metode pembelajaran yang menyenangkan.
Desain Pembelajaran yang Menyenangkan
Mengutip eprints.umpo.ac.id Bambang Harmanto menulis beberapa rancangan perihal pembelajaran menyenangkan bagi generasi Digital. Untuk bisa menerapkan pembelajaran menyenangkan dengan tepat, pendidik harus memahami kebutuhan dan keinginan peserta didik.
Menurut Budiningsih (2005 : 7-10) sebagaimana dikutip dari sc.syekhnurjati.ac.id, dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain :
1. Menyapa Siswa dengan Ramah dan Semangat
Menciptakan awal yang berkesan adalah penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih hidup dan menggairahkan. Oleh karena itu selalu awali kegiatan pembelajaran dengan memberikan sapaan hangat kepada siswa, misalnya “anak-anak senang bertemu kalian hari ini, kalian adalah anakanak bapak atau/ibu yang hebat”. Karena sapaan hangat dan raut wajah cerah memantulkan energi positif yang dapat mempegaruhi semangat para siswa. Kita dapat bayangkan jika seorang guru ketika memulai pembelajaran dengan raut muka ruwet, tidak senyum, penampilan kusut, tentu saja suasana kelas menjadi menegangkan
2. Menciptakan Suasana Rileks
Ciptakanlah lingkungan yang rileks, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Oleh karena itu aturlah posisi tempat duduk secara berkala sesuai keinginan siswa. Bisa memakai format U, lingkaran, Cevron, dan lain-lain. Selain itu, ciptakanlah suasana kelas dimana siswa tidak takut melakukan kesalahan.
3. Memotivasi Siswa
Motivasi adalah sebuah konsep utama dalam banyak teori pembelajaran. Motivasi ini sangatlah dikaitkan dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan balik/penguatan. Adanya dorongan dalam diri individu untuk belajar bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang baik dari diri peserta didik yang akan belajar.
4. Menggunakan Ice Breaking
Dalam pelajaran terkadang kita melihat timbulnya suasana yang kurang mendukung hingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari pembelajaran. Suasana yang dimaksud adalah kaku, dingin, atau beku sehingga pembelajaran saat itu menjadi kurang nyaman. Ice breaking berguna untuk menaikkan kembali derajat perhatian peserta pelatihan (training). Hal ini perlu dilakukan oleh guru karena berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap orang untuk dapat berkonsentrasi pada satu fokus tertentu hanyalah sekitar 15 menit.
Metode Belajar Menyenangkan
Oleh karena itu, untuk mengakomodir semua siswa belajar dengan latar belakang yang berbeda tersebut guru dapat menggunakan metode yang bervariasi. Untuk mendukung hal tersebut beberapa metode praktis (Ismail, 2008: 74- 88) yang dapat diterapkan antara lain :
1. Every One is a Teacher Here
Dalam metode ini setiap siswa sebagai guru. Setiap siswa menuliskan sebuah pertanyaan pada selembar kertas tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari. Pertanyaan tersebut dikumpulkan dan diacak kemudian dibagikan kembali kepada siswa. Diupayakan kertas yang dikembalikan tersebut tidak kembali kepada yang membuat pertanyaan semula. Kemudian siswa diminta untuk membacakan pertanyaan yang ada padanya dan menjawabnya sesuai dengan kemampuannya, selanjutnya diberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menambahkan jawabannya.
2. The Power of Two and Four
Guru menetapkan satu masalah atau pertanyaan terkait dengan materi yang telah atau sedang dipelajari. Setiap siswa diminta memikirkan jawabannya masing-masing kemudian mencari pasangan untuk mendiskusikannya. Setelah berdiskusi dengan pasangannya masing-masing, siswa diminta untuk membuat kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok kembali mendiskusikan persoalan yang sama.
3. Card Sort
Dalam metode ini, guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari. Isi kartu terdiri dari kartu induk (topik utama) dan kartu rincian. Seluruh kartu diacak kemudian dibagikan kepada setiap siswa. Perintahkan kepada siswa untuk bergerak mencari kartu induknya. Setelah ketemu kartu induknya, siswa secara otomatis akan membuat kelompok sesuai dengan topik atau kartu induknya dan menyusun rincian sesuai dengan urutannya masing-masing. Guru kemudian mengecek apakah ada siswa yang salah masuk kelompok atau salah dalam mengurutkan rinciannya
4. Reading Aloud
Guru memilih sebuah teks yang menarik sesuai dengan topik pembelajaran yang dibagi dalam potongan-potongan kertas untuk dibaca dengan keras oleh siswa secara bergantian. Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekankan poinpoin tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan, atau memberikan contoh-contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika para siswa menunjukan minat dalam bagian tertentu.
Penulis: Indra Riswandi, S.Pd.I
(Guru MI Ma’arif 03 Limbangan Kec. Wanareja Kab. Cilacap)