YOGYAKARTA | NASIONALONLINE.ID – Siswa SMA Unggulan Berbasis Pesantren Amanatul Ummah tengah mengembangkan perangkat lunak atau software bernama ‘ZACCA’. Aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan korban pelecehan seksual melakukan pelaporan.
Tim pengembang aplikasi tersebut beranggotakan Majdi Ilaf Faradis, M. Rafli Arafat, Dany Zulfa Alfawazi, Hafiz Fachri Andika, dan Maulana Zidan R. Mereka membuat aplikasi itu guna berpartisipasi dalam kompetisi projek sains tingkat Internasional World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2022 digelar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,Yogyakarta
Tim dari Siswa SMA Unggulan Amanatul Ummah berhasil lolos sebagai finalis dengan mengusung judul “The Development of an Android-Based “Zacca” Application to Support for Reports Service and Prevent Sexual Violance and Harassment Among Students in the Digital Age”. dan keluar sebagai peraih medali perak dalam kategori social science (27/8/2022).
Menurut ketua tim, Majdi Ilaf Faradis, nama ZACCA, diambil dari bahasa arab yang artinya ‘mensucikan jiwa’. Melalui aplikasi ZACCA, mereka mencoba menghadirkan teknologi digital tersebut guna mengatasi persoalan pelecehan seksual yang masih kerap terjadi di lingkungan institusi pendidikan di berbagai daerah.
“Latar belakang kami membuat aplikasi ini tidak terlepas dari keprihatinan kami atas banyaknya kasus pelecehan seksual, yang sedang melanda institusi pendidikan Tanah Air.. Beberapa institusi pendidikan telah menjadi sarang kejahatan seksual, sehingga tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi anak didik untuk menuntut ilmu.
Berbagai kasus kekerasan seksual yang terungkap belakangan ini mulai dari kasus rumah tahfidz di Bandung. Jawa Barat, Kasus menimpa santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang, Kasus kekerasan seksual lainnya melibatkan oknum guru yang terjadi di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu ,
Selain itu, dari hasil temuan kami di lapangan, saat ini tidak sedikit juga dari para korban pelecehan seksual, baik pelajar sekolah maupun remaja secara umum yang tak bisa berbuat banyak. Kebanyakan para korban merasa takut sehingga hanya bisa menutupi soal tindakan yang menimpannya tersebut. Sehingga sebuah lingkungan pendidikan harus menjadi tempat yang aman bagi para korban yang mengalaminya. ujarnya Santri Hafidh 30 Juz ini ketika ditemui di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Selasa (30/8/2022).
“Karena itu, kami melihat lembaga pendidikan di sekolah harus menjadi tempat yang aman. Bukan tempat yang merusak psikologis dan anak (korban) tersebut,” ungkapnya.
Majdi menerangkan, terdapat beberapa fitur yang bisa digunakan di aplikasi ZACCA tersebut, salah satunya terdapat fasilitas Pelaporan. Para korban atau pelapor bisa mencantumkan siapa pelakunya serta statusnya.
Selain itu, di aplikasi tersebut juga terdapat fitur konseling bagi korban terkait informasi mengenai bahayanya pelecehan seksual dan cara menangani korban pelecehan seksual, serta langkah apa saja yang harus dilakukan untuk membantu korban.
“Seorang yang mengalami pelecehan seksual membutuhkan seorang pendamping atau konselor untuk mencegah permasalahan mental yang bisa terjadi,” Imbuh Majdi. “Dengan adanya pendampingan terhadap korban, diharapkan dapat meminimalisasi adanya dampak negatif yang menyerang psikis. Hal ini juga dapat memberikan dorongan pada korban bisa mengurangi rasa trauma dan mengembalikan tingkat percaya diri. Selain itu juga menghilangkan anggapan-anggapan negatif yang menghambat perkembangan remaja”, Pungkas Majdi.
World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2022 merupakan perlombaan dalam bidang penalaran di tingkat internasional. Kompetisi tingkat internasional tersebut telah diikuti oleh pelajar dari belahan dunia sebanyak 325 tim dari 26 negara..Tujuan dari lomba ini adalah untuk pengembangaan daya nalar siswa dalam bentuk inovasi/gagasan yang menganalisis dan memberi solusi terhadap masalah yang dialami negara dalam berbagai bidang. (NAB)