JAKARTA | NASIONALONLINE.ID – Al-Zawahiri pengganti Osama Bin Ladin tewas dalam serangan AS di Afghanistan. Kematian Al-Zawahiri menjadi pukulan terbesar bagi Al-Qaeda sejak Osama bin Laden dibunuh tahun 2011 lalu.
KH. As’ad Said Ali menjelaskan pengganti Osama Bin Ladin, Ayman Al-Zawahiri ( 70 th ) pada 2 Agustus tewas terkena serangan drone yang diluncurkan dari lokasi tim anti terorisme AS di wilayah diperbatasan Afganistan – Pakistan. Posisi Ayman mulai diditeksi awal 2022 setelah isteri dan anak perempuannya pindah dari perbatasan ke kota Kabul di apartmen milik salah seorang tokoh Taliban dari fraksi Hakkani.
Selama Taliban berkuasa sejak Agustus 2021, Al Qaeda tidak pernah melakukan aksi peledakan di Afganistan karena secara historis Al Qaeda. Paska tewasnya OBL , Al Qaeda membantu Afganistan dalam menghadapi serbuan AS – Sekutunya ketika dibawah pemerintahan Mullah Umar. Aksi teror terhadap Afganistan sejak Oktober 2021 dilakukan oleh ISIS – K ( ISIS Propinsi Khorasan / Afganistan).
Tewasnya Ayman merupakan kemenangan psikologis/simbolik AS karena sejak OBL tewas kegiatan operasional diserahkan pada para pemimpin lokal. Sejak keluar dari Afganistan Agustus 2021, AS mempertahankan post kontra terorisme di sepanjang perbatasan Afganistan – Pakistan.
“Sepeninggal Ayman, ada beberapa tokoh Al Aaeda yang potensial menjadi pengganti al ; Abu Muhammad Al Masri / perancang bom ladakan kedubes AS di Tanzania dan Kenya, Saif Al Adil ( Kol Ibrahim Mohammad Makawi – Kep tim pengamanan OBL ), Nasser Abdul Karim Al Wuhaysi / sek Pribadi OBL- pimpinan Al Qaeda di jazirah Arab, Khalid Al Habib – Mesir, komandan Al Qaeda di Afganistan Tenggara,” kata mantan Waka-BIN kepada awak media, Rabu/3/8/22.
Menurutnya, AL Qaeda menjadikan Jamaah Islam / JI sebagai patnernya dan berbagai ledakan besar dilakukan di Indonesia al ; bom natal, bom Bali, bom Atrium, bom Ritz Carlton. Berbeda dengan ISIS tujuan utamanya adalah mendirikan Khilafah, Al Qaeda tujuan utamanya adalah menguasai kembali Al Aqsha.
Namun JI dalam pedoman umum perjuangannya bertujuan mendirikan Khilafah Islam di Asia Tenggara. Di Indonesia jaringan JI lebih kuat dan terorganisir di banding dengan ISIS atau disebut juga Ansar Ad Daulah dan kadang kadang disebut juga Jamaah Anshar Ad Daulah.(Red 01)