JAKARTA | NASIONALONLINE.ID – Pesta demokrasi akan di gelar tepatnya pada bulan Februari tahun 2024. Tapi isu soal pemilihan Presiden dan wakil Presiden sudah mulai menghangat. Sejumlah nama Sudah mulai muncul untuk ikut maju kontestasi pilpres 2024.
Peta perjalanan menuju Pilpres 2024 sebenarnya sudah dimulai pada 2022. Di mana sejak 20 bulan sebelum dilaksanakan Pilpres, partai politik sudah mulai bergerak mencari kandidat terbaik yang bakal diusung. Politik menuju Pilpres 2024 itu tidak lama. Semua akan berjalan cepat dan dinamis.
“KH Asep mengatakan menentukan capres-cawapres hari ini tidak strategis karena belum ada pasangan yang pasti dan dinamika politik masih berjalan sangat dinamis.
Menurutnya, ada yang penting yang perlu diperhatikan dalam memilih pemimpin terutama Presiden dan wakil Presiden pada gelaran pesta demokrasi 2024. Pemimpin kedepan yang dibutuhkan adalah pemimpin yang mampu mengambil kebijakan yang berorentasi untuk kemaslahatan rahyat. Dan ada Hal yang sangat penting di mana presiden dan wakil presiden harus mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil dan makmur sejalan dengan apa yang sudah dirumuskan dalam konstitusi oleh para pendiri bangsa.
“Mestinya pilpres 2024 sebaiknya diikuti banyak pasangan capres, agar pilpres bisa berjalan demokratis dan polarisasi dari dampak pilpres yang hanya diikuti dua pasangan capres 2019 tidak terulang kembali,” harap KH. Asep.
Waktu awak media NASIONALnews menanyakan kepada KH. Asep, siapa tokoh dari kalangan NU yang paling berpotensi dan merepresentasikan kaum nahdliyn menjadi capres 2024, beliau menjawab, “kalau dilihat dari rekam jejaknya, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si yang paling potensial dan merepresentasikan kaum nahdliyin dan kebetulan saat ini beliau menjabat ketua muslimat Indonesia, ujar KH. Asep saat bedah buku, “Kiai Miliarder Tapi Dermawan” di Dewan Pers, Jakarta, Selasa, 23/08/22.
Bisa juga nanti Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si sebagai cawapres Prabowo dalam gelaran pilpres yang akan digelar bulan februari 2024. Kemungkinan- kemungkinan itu masih terbuka lebar dan dinamika politik menuju pilpres 2024 masih sangat dinamis.
Menurut KH. Asep, Gubernur Jawa Timur, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Siitu memiliki pengalaman legislatif dan eksekutif yang memadai sebagai modal untuk memimpin Indonesia.
Dra. Khofifah Indar Parawansa, memulai kariernya di dunia politik sebagai pimpinan fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di DPR RI periode tahun 1992-1997.
Kemudian ia kembali terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1997. Jabatan itu hanya bertahan selama dua tahun karena adanya perubahan sistem politik hingga struktur politik akibat adanya peralihan rezim.
Saat diadakan Pemilu pertama kali setelah reformasi di tahun 1999, Khofifah memutuskan untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai bentukan Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab dikenal dengan Gus Dur. Dan Khofifah pun berhasil terpilih sebagai Wakil Ketua DPR RI di tahun yang sama pada pemerintahan Presiden B. J. Habibie.
Karier Khofifah begitu menanjak hingga akhirnya ia diangkat menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan oleh Presiden terpilih Abdurrahman Wahid (1999-2001) dan Menteri Sosial Kabinet Kerja di masa pimpinan Presiden Joko Widodo (2014-2018).
Namun pada tanggal 17 Januari 2018, Khofifah memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Sosial untuk mengikuti Pemilu Gubernur Jawa Timur 2018 yang ia menangkan setelah sebelumnya gagal.
KH As’ad Said Ali sebagai Tokoh NU yang pernah menjabat Wakil Kepala Badan Inteljen Negara sejalan dengan KH. Asep bahwa calon potensial wakil presiden 2024 dari kalangan NU adalah Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si.
“Untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang belum lama ini telah melakukan deklarasi koalisi dengan gerinda memang menghendaki Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil Presiden berpasangan dengan Prabowo, namun mayoritas Nahdliyin cenderung memilih Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si untuk jadi cawapres Prabowo,”Jelas KH. As’ad, saat diwawancarai awak media di acara bedah buku “Kiai Miliarder Tapi Dermawan” di Dewan pers Jakarta Selasa, 23/08/22.
Menurut KH. As’ad, Presiden Jokowi menjadi faktor penting dalam pertarungan di Pilpres 2024. Jokowi yang sudah tidak lagi bisa bertarung, diprediksi bakal tetap memberikan pengaruh untuk keberlangsungan pembangunan yang telah dikerjakan.
Hanya saja efek Jokowi terhadap bakal calon presiden sampai saat ini masih belum terasa. Sebabnya Jokowi masih belum menunjukan arah politiknya untuk Pilpres 2024.
Di belakang panggung, dia salah satu king maker politik yang akan menentukan konsolidasi politik dalam Pilpres 2024. Apa yang dilakukan Pak Jokowi akan membawa effek elektabilitas capres yang didukungnya.
Efek Jokowi ini sangat penting karena akan berpengaruh signifikan kepada peningkatan elektabilitas tokoh calon Capres-Cawapres. Hal itu masih belum terlihat hari ini. Jokowi pun belum menyebut akan mendukung siapa di 2024, meski diyakini akan memberikan endorse untuk kepentingannya.
Presiden Jokowi harus memelihara keberlangsungan program dia dan juga harus membangun hubungan baik dengan siapapun yang berpotensi menang di 2024.
KH As’ad berpandangan, jika presiden Jokowi nanti menentukan calon presiden dan memasangkan dengan Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. kemungkinan besar akan menang pilpres 2024, karena Gubernur Jawa Timur ini merupakan tokoh nasional yang paling merepresentasikan kaum Nahdliyin.
“Dengan banyak pengalaman baik di ekskutif maupun legislatif, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. akan mudah melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis Presiden Joko Widodo,” tegas KH. As’ad. (Red 01)