JAKARTA | NASIONALONLINE.ID – Polarisasi budaya dan peradaban dunia telah menimbulkan pelbagai prasangka dan steorotif yang sering kali menimbulkan konflik. Pembagian dunia menjadi Timur dan Barat juga menambah rumitnya persoalan.
Untuk menghindari konflik dan perseteruan di dunia saat ini dan di masa depan, maka perlu kesadaran holistik agar tata dunia penuh dengan kesetaraan dan kedamaian.
KH As’ad Said Ali menjelaskan foto dibawah ini menunjukkan pandangan media Barat terhadap komunitas internasional yang bersifat bipolar, satu pihak terdiri dari Amerika Serikat / Utara, Eropa Barat, Australia, dengan kekuatan inti Anglo Saxon berhadapan pihak lain yang terdiri dari negara- negara di luar negara negara tersebut.
Pandangan tersebut bukan suatu hal yang berdiri sendiri, tetapi merupakan refleksi dari hasil proses globalisasi yang sejak awal dikendalikan oleh Anglo Saxon – Eropa Barat. Peradaban Anglo Saxon ( AS, Britania Raya, Australia) memposisikan diri sebagai pemimpin peradaban dunia yang akan berusaha mengendalikan bangsa diluar mereka.
“Konflik peradaban masih berproses, tampaknya Anglo Saxon yang dipimpin AS / Inggris menganggap peradaban lain lebih rendah kadar – kekuatan – daya saingnya sehingga berasumsi telah menjadi pemenang,” tegas mantan Waka-BIN tersebut kepada awak media nasionalonline.id, Sabtu, 16/07/22.
Menurutnya. Tuhan menciptakan manusia menjadi berbagai suku bangsa dan ras beserta beragam peradaban yang menyertainya. Perbedaan atau keaneka ragaman adalah keniscayaan, sehingga upaya memaksakan penyeragaman akan selalu gagal. Selama ini yang terjadi adalah transformasi nilai nilai peradaban dan tidak akan ada suatu jenis peradaban yang menelan peradaban lain. (Red 01)