Mojokerto – Prof Dr. KH. Asep saifuddin Chalim merupakan pendiri Pesantren Amanatul Ummah. Dengan uang hasil dari usaha biro perjalanan haji dan umroh Kiai Asep mulai bisa membangun pondok pesantren Amanatul Ummah. Kiai Asep tidak menginginkan bantuan dana dari pemerintah dalam mendirikan pondok pesantren Amanatul Ummah.
Kiai Asep selalu optimis dalam mewujudkan impiannya, yakni membesarkan pondok pesantren Amanatul Ummah. Didampingi istrinya, sang Kiai selalu optimis. Impiannya adalah menjadikan Kembang Belor dengan pondok pesantren Amanatul Ummah menjadi kawasan pendidikan yang makin diperhitungkan di Tanah Air. Bahkan banyak yang siap mendukung keinginan Kiai Asep.
Sekarang IKHAC (Institut Kiai Haji Abdul Chalim) sudah berdiri dengan megah dan kokoh. Institut ini berdiri pada tahun 2015, meskipun hanya 3 fakultas saja yang dibuka dan memiliki 10 jurusan. Kiai Asep bahkan sudah menyiapkan gedung pascasarjana agar para lulusan dari IKHAC tidak mengalami kesulitan bila saja ingin melanjutkan pendidikan S2 nya.
Mahasiswanya pun tidak kalah dengan kampus-kampus lain. Kiai Asep berambisi bahwa IKHAC sama persis dengan Jamiatu al Syarif al Azhar di Kairo, Mesir. Harvard University di Amerika Serikat dan Sorbonne University di Perancis. Beliau juga mampu menghadirkan mahasiswa di IKHAC dari semua propinsi di Indonesia.
Beliau juga mampu menghadirkan mahasiwa dari berbagai negara diantaranya: Afghanistan, Kazakhstan, Thailand, Vietnam, Kamboja dan Malaysia. Kiai Asep juga bertekad bahwa menginginkan kembalinya zaman keemasan Islam seperti pada pemerintahan Harun ar Rasyid dan khalifah Al Makmun pada dinasti Abbasiyah. Pada masa itu Islam sedang ada pada masa Golden Age, itu dijadikan sebagai pertanda kemajuan ilmu pengetahuan di dunia.
“Tahun ajaran baru 2023-2024 ini, pesantren amantul Ummah menerima 1200 santri
dan santriwari dari berbagai pelosok tanah air dan luar negeri,” kata Kiai Asep di sela-sela seleksi masuk santri baru, Minggu, 19/3/23.
Beliau juga selalu menekankan dalam pidatonya pada para santriwan-santriwatinya untuk tidak menyerah dalam mewujudkan cita-citanya agar Islam dapat kembali pada zaman keemasan Islam. (Red 01)