JAKARTA – Korupsi sudah menjadi bagian yang harus dihindari karena dapat merusak moral, dan mental bagi para penyelengara negara. Sudah saat para pejabat hidup dengan gaya sederhana dan jangan hidup bergaya gelamor.
Kita melihat pada saat ini komisi anti korupsi Malaysia ( MACC ). Pada 9 Maret 2023 menahan mantan PM Malaysia Muhyidin Yasin terkait dengan tuduhan korupsi. Sebelumnya MACC tiga tahun lalu juga menangkap dan memenjarakan mantan PM Najib Razak atas tuduhan korupsi. Dua negara yang berbatasan, Malaysia dan Indonesia tampaknya menjadi lahan persemaian virus korupsi.
“As’ad Said Ali sebagai mantan Waka- BIN menjelaskan, Seperti dalam teory “ urbanisasi “ bahwa korupsi itu terjadi karena faktor pendorong dan faktor penariknya. Faktor pendorong karena gaji kecil dan pengaruh materialisme budaya Barat yg menimbulkan hedonisme ( nafsu kemewahan ). Faktor penariknya berupa peluang yang ditawarkan oleh para penyuap kepada pemegang kekuasaan dan dari sinilah virus korupsi berkembang,” kata As’ad dalam keterangan tertulis, kepada, Nasionalnews.co.id pada Jum’at (10/3/23).
Singapura , tetangga dekat Indonesia dan Malaysia, sejauh ini jauh dari label “ negara korup “. Hal ini karena pendiri Rep Singapura Lew Kuan Yew sejak awal berdirinya negara tersebut, telah membangun etos kerja dan disiplin yang kuat sesuai tuntutan budaya modern yang rasional dan professional.
Lebih lanjut ditegaskan kembali, dengan kata lain sosialisasi nilai modernisme dan intrepreneurship serta sikap kejujuran telah ditanamkan sejak dini dalam sistem sosial,ekonomi dan politiknya.
“Indonesia dan Malaysia menerapkan sistem pemerintahan atau manajemen modern, tetapi lambat dalam mempersiapkan proses transformasi budaya. Menurut Mc Iver ( The Web of Government ) , kondisi seperti itu disebut dengan terjadinya “ cultural lag “ atau ketertinggalan budaya,” ujarnya.
Artinya unsur budaya “spiritual masyarakat” tidak berjalan selaras atau tertinggal dengan “unsur budaya matarerialnya “.
Korea Selatan pada mulanya meniru pola pembangunan seperti Indonesia. Presiden Korea Park Chung Hee boleh dikatakan meniru pola KUD yang diterapkan oleh Presiden Soeharto terutama dalam membangun daerah pedesaan dan golongan menengah kebawah.
Namun, Korea Selatah berhasil membangun ekonominya dan mentalitas rakyatnya selaras dengan nilai modern, sehingga secara bertahap berhasil meredam perilaku korup ditengah derap pembangunan yang sangat cepat.
Dalam membangun masyarakatnya ,Park Chung Hee mendidik bangsa nya dengan disiplin tinggi baik kepada pekerja industri maupun kepada para petani. Presiden Park Chung Hee yang juga seorang Jenderal mengajarkan disiplin seperti militer kepada rakyatnya. Disamping itu, dalam waktu bersamaan Park Chung Hee juga menanamkan jiwa interprenurship kepada rakyatnya. Jadilah Korea Selatan jauh lebih maju dibanding dengan Indonesia dan Malaysia.
Disiplin sosial dan kurang kuatnya ethos kerja itulah yang menjadi kelemahan utama bangsa kita yang perlu dicarikan solusinya.
Hal ini tampak sekali dari suasana semrawutnya lalu lintas di jalan raya. Disiplin sosial akan mampu membangun rasa tanggung jawab dan semangat kebersamaan yang pada akhirnya akan membangunkan kesadaran dan ethos kerja yang kuat.
“Berdasarkan pengalaman negara negara tetangga seperti dikemukakan diatas khususnya disiplin dan ethos kerja, perlu ditanamkan juga sikap kejujuran yang menyertainya , sehingga korupsi bisa ditekan sedemikian rupa seiring dengan perkembangan pembangunannya,” jelasnya.
(Red-03)