Jakarta – Sidang terbuka promovendus Saniatul Lativa, Nim 02023446 dalam rangka mempertahankan disertasi dengan judul “Diterminan Realisasi Expor Crude Palm Oil Serta Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani, Penyerapan Tenaga Kerja dan Neraca Perdagangan Provinsi Jambi”
Selaku promotor; prof. Dr. Darwati Susilastuti, MM. dan Co Promotor; Dr. Pudji Astuty, SE. MM, Sedangkan Dewan Penguji Doktor Universitas. Borobudur terdiri dari: prof. Dr. Rudi Bratamanggala, MM, prof. Dr. Faisal Santiago SH. MM, Dr Mairinaldi SE. MM, Prof Dr. Abdul Hamid, MSc.
Dalam sidang Terbuka Promosi Doktor (S3) pascasarjana Universitas Borobudur, pada 28 September 2022 tersebut, Saniatul Lativa berhasil mempertahankan desertasinya yang berjudul, “Diterminan Realisasi Expor Crude Palm Oil Serta Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani, Penyerapan Tenaga Kerja dan Neraca Perdagangan Provensi Jambi” dan dinyatakan lulus dengan predikat cum laude.
Dalam acara tersebut dibanjiri karangan bunga dari para kolega Partai Golkar dan berbagai Partai. Dan Pimpinan komisi IX berserta anggota komisi IX DPR RI dan Ketua Umum Partai Golkar H. Airlangga Hartanto.
Turut serta yang hadir para Mahasiswa, TNI dan para tamu undangan lainnya yang hadir mengisi ruangan. Berserta keluarga dari Sukendar dan ibu Saniatul dalam acara Promosi Doktor Ekonomi, Pascasarjana Universitas Borobudur, Jakarta-Timur.
Saat diwawancarai awak media usai sidang, Saniatul Lativa mengatakan alasan meneliti Crude Palm Oil di Provinsi Jambi karena Provensi Jambi merupakan salah satu 7 Provensi penghasil CPO terbesar di Indonesia. serta ada 781 ribu pekerja sawit di Jambi. Dan indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia tapi minyak goreng langka, hal itulah yang membuatnya tertarik meneliti CPO di Provensi Jambi.
“Dampak terhadap penyerapan tenaga kerja sangat siknifikan karena semakin banyak expor CPO maka semakin banyak tenaga kerja yang terserap. Sementa dampak realisasi expor CPO sangat mempengaruhi pendapatan petani semakin banyak expor CPO maka pendapatan petani semakin baik hal ini bisa di ukur adanya tren kenaikan nilai tukar petani di Provensi Jambi. Kontribusi realisasi expor CPO terhadap neraca perdagangan Provensi Jambi mencapai 35 persen” tambah Saniatul.
Dalam penelitian selama 6 bulan banyak ditemukan permasalahan yang mestinya tidak perlu terjadi seperti permasalah ijin yang berbelit sehingga menyulitkan investor masuk.
Saniatul berharap penelitian ini bisa menjadi referensi pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam industri CPO dalam negeri sehingga baik petani, pengusaha dan exportir bisa sama-sama mendapatkan keuntungan dari CPO.
“Untuk manfaat akademisnya penelitian ini bisa menjadi rujukan para akademisi dalam melakukan penelitian CPO lebih lanjut di masa yang akan datang pungkasnya. (Tim/red)