Jakarta – KH. As’ad Said Ali melihat sepanjang jalan Walter Monginsidi dan jalan Mampang Prapatan berjajar memanjang bendera parpol dan gambar kontestan Pilpres
dan Pileg dari ujung ke unjung. Demikian juga jalan lainnya di seantero Jakarta bersolek dengan bendera gambar capes dan Cawapres serta parpol – parpol peserta pemilu. Cukup alasan kita menganggapnya sebagai “pesta demokrasi”.
“Belum lagi berapa milyard lembaran uang merah dan biru yang dibelanjakan, tidak akan mubazir sebagai pengorbanan dalam membangun dan memelihara persaudaraan kebangsaan yang demokratis. Kita semua pasti berbangga dan bersukaria,” kata mantan Waka-BIN itu seperti dalam tulisan di facebooknya, Minggu, 28/1/24.
Menurut isterinya, pemasangan bendera dan gambar simbol partai serta foto anggota DPR/DPRD ketihatan kurang tertib kurang rapi dan bahkan semrawut ?. Lalu istrinya bergumam sendiri “ya tidak aneh masyarakat kita memang kurang berdisiplin dan mungkin pengawasan aparat kurang ketat maklum honor kecil kali”.
Sedangkan cucu tertuanya yang sudah kuliah di Universitas memberi komen yang lebih kritis bahwa memang cermin masyarakat kita secara umum belum mempunyai mentalitas disiplin sosial sebagai persyaratan bagi terwujudnya ketertiban interaksi sosial-politik yang ideal.
Kemudian KH. As’ad ikut nimbrung, “yang penting semangat berdemokrasi makin berkembang dan sejauh ini tidak ada keributan di masyarakat bawah”. Lalu cucunya berkata, “Yangkung benar”.
“Tetapi sayang para penggede yang sering bertikai. Kita mah melihat perbedaan para penggede dengan santai dan senang………kalau terlalu tenang kelihatan tidak dinamis…..namanya saja demokrasi,,,,kebebasan rakyat……asal tetap mematuhi konstitusi dan undang-undang serta nilai budaya nasional, pungkasnya. (Red 01)