Jakarta – KH. As’ad Said Ali menceritakan bahwa belum lama ini menerima berita via handphone dari saudara satu buyut dan sekaligus teman main bola, renang dikali, naik kerbau.
Saudara satu buyut dan teman main itu bernama ‘Sulkan’. KH. As’ad dan Sulkan telah berpisah sejak umur 18 tahun, Dia kuliah dan nyantri di Yogya, sedang Sulkan ikut transmigrasi ke Lampung.
“Sulkan cerita bahwa ia selain mempunyai rumah di Kalianda, juga kebun sawit 6 hektar dan sudah daftar haji,” jelas mantan Waka-BIN itu seperti yang tertulis di facebooknya. Selasa, 13/2/24.
Menurut KH. As’ad, Dari nada dan substansi bicaranya, ia bahagia. Ia merasa hasil panen kelapa sawit dari kebunnya cukup membuat hidupnya bahagia.
“Bahagia bukan karena harta yang melimpah ruah, tetapi pasrah kepada sang Khalik atas rezeki yang diperoleh, besar atau kecil,” jelasnya.
Pada suatu hari temanya itu pernah berkunjung ke rumahnya di Bekasi yang bersebelahan dengan masjid, beberapa tahun lalu. Temanya itu bertanya “lho kamu mantan pejabat kok tinggal di pinggir kota/kampung dan jualan kayu”. Kemudian KH. As’ad menjawab “bahwa kayu itu milik keponakan saya, ia pinjam lahan dan saya dapat bagian keuntungannya,” ujar KH. As’ad.
“lalu saya terangkan bahwa orang tua saya menasehatinya untuk tidak berbisnis karena dianggap tidak punya bakat. Kelak anak kamu yang bisa bisnis karena punya bakat seperti leluhurnya,” pungkasnya.
Menurut KH. As’ad, taat dan mengikuti nasehat orang tua ternyata menjadikan hidup keluarganya bahagia…..al hamdulillah.(Red 01)